.

03 Mei 2008

MENGENAL Baby Blues Syndrome dan Cara Menghindarinya


Freepik.com


 APA ITU BABY BLUES SYNDROME DAN CARA MENGHINDARINYA?


MELAHIRKAN bayi mungil seharusnya menjadi momen yang membahagiakan dan menyenangkan.

Sebab, kehadiran malaikat kecil yang menjadi anggota baru pastinya akan memberikan kebahagiaan serta rasa lengkap pada keluarga yang sudah ada.

Namun, tidak semua wanita yang habis melahirkan mengalami hal tersebut. Sebab, hampir 50 persen wanita yang baru melahirkan harus mengalami depresi pasca persalinan atau baby blues syndrome.





Umumnya, depresi pasca melahirkan terjadi pada 14 hari pertama setelah melahirkan dan cenderung lebih buruk setelah hari ketiga dan keempat.

"Sebagai seorang ibu baru, wanita yang baru saja melahirkan perlu mendapatkan perhatian serta dukungan dari orang-orang terdekat. Baik dari pasangan, orangtua, mertua, keluarga atau bahkan teman-teman serta lingkungan sekitar. Sebab, curahan perhatian akan meminimalkan munculnya baby blues syndrome,"jelas dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan RSAwal Bros Batam.

Depresi pasca melahirkan merupakan kondisi yang disebabkan adanya perubahan fisik yang sangat besar.

Misalnya perubahan hormon dalam tubuh. Bukan itu saja, proses persalinan yang menguras tenaga biasanya menyisakan rasa lelah pada tubuh.

Termasuk sisa-sisa rasa sakit usai operasi maupun bekas jahitan.

"Yang paling penting dilakukan para wanita yang baru melahirkan adalah sabar dengan diri sendiri dan memahami bahwa bukan dia sendiri yang merasakan perubahan tersebut. Selain itu perlu juga ditumbuhkan perasaan bahwa semuanya akan menjadi lebih baik dalam beberapa minggu,"ungkapnya.

Mengenai gejala yang menyertai munculnya baby blues syndrome adalah munculnya perasaan bersalah dan tidak berharga.

Selain itu orang bersangkutan juga dipenuhi kesedihan akibat depresi yang akhirnya membuat wanita bersangkutan menangis tanpa sebab.

Tak jarang muncul perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya, bahkan menjadi tidak tertarik dengan bayinya atau menjadi terlalu kuatir terhadap bayinya.

Biasanya juga ditandai dengan peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan atau justru penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan. (*)


Freepik.com



Kenali Penyebab Baby Blues Syndrome

BABY blues syndrome atau depresi pasca melahirkan bisa dialami siapa saja tanpa terkecuali. Penyebabnya pun beragam tergantung situasi yang sedang dihadapi wanita bersangkutan.

Nah, untuk mempersiapkan diri agar tidak mengalami depresi ada baiknya Anda mengenali apa saja faktor yang bisa menyebabkan terjadinya baby blues syndrome.

Berikut beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab terjadinya baby blues syndrome:

1. Perubahan hormon

2.ASI tidak keluar

3. Kelelahan pasca melahirkan dan sakitnya akibat operasi

4. Problem dengan orangtua dan mertua

5. Sendirian dalam hal mengurus bayi karena tidak ada yang membantu, baik suami maupun keluarga karena tidak mau mengerti perasaan si ibu yang baru melahirkan.

6. Stress

7. Frustasi karena bayi tidak mau tidur, menangis dan gumoh

8. Problem dengan orangtua dan mertua.

9. Takut kehilangan bayi.

10. Takut memulai hubungan suami istri karena khawatir anak akan terganggu.

11. Bayi sakit

12. Rasa bosan si Ibu.

13. Problem dengan si sulung. (berbagai sumber)



Atasi Depresi dengan Meditasi dan Olahraga Ringan

SELAIN dukungan dari orang sekitar, untuk mengatasi depresi pasca melahirkan juga diperlukan dorongan dari dalam diri wanita bersangkutan.

Sebab, bagaimanapun juga munculnya depresi berkaitan dengan kondisi pikis seseorang.

"Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi baby blues syndrome atau depresi pasca melahirkan. Misalnya berusaha menenangkan diri dengan menyediakan waktu untuk menyendiri dan melakukan meditasi,"terang dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter spesialis kandungan dan kebidanan RS Awal Bros Batam.

Beristirahat dan menenangkan pikiran juga bisa menjadi cara mengatasi munculnya depresi.

Biarkan pasangan dan keluarga yang mengerjakan kegiatan rumah tangga serta mengurus si kecil untuk sementara waktu.

"Ketulusan dan rasa ikhlas dengan perannya sebagai ibu baru juga harus ditanamkan dalam diri wanita yang habis melahirkan. Tidak perlu perfeksionis dalam hal mengurus bayi. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan dengan bergabung dalam kelompok ibu-ibu baru,"ungkapnya.

Untuk menjaga stamina tubuh, ibu bisa ikut tidur ketika bayi sedang tidur.

Atau bisa juga dengan menyerahkan si kecil untuk diurus pasangan atau keluarga dekat sementara si ibu berisitirahat. Penting juga untuk melakukan olahraga ringan.

Agar pikiran lebih rilek, sekali waktu luangkan waktu untuk membaca majalah, mendengarkan musik, berbincang dengan saudara atau teman dekat.

Tak ada salahnya meluangkan waktu untuk diri sendiri. Sebab, bersenang-senang sedikit bukan sesuatu yang salah.

"Jika Anda mendapati bahwa perasaan Anda semakin tak menentu, sedih, bingung dan terasa sulit untuk mengurus diri anda sendiri dan keluarga, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Jika memang Anda mengalami depresi pasca kelahiran sebaiknya segera dilakukan terapi sedini mungkin,"saran dr Tjahja. (*)



Gejala-gejala depresi pasca persalinan:

1. Dipenuhi perasaan kesedihan dan depresi disertai menangis tanpa sebab.

2. Tidak memiliki tenaga atau kalaupun ada sedikit saja.

3. Perasaan bersalah dan tidak berharga.

4. Menjadi tidak tertarik dengan bayi Anda atau menjadi terlalu memperhatikan dan kuatir terhadap bayinya.

5. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan berlebihan.

6. Penurunan berat badan yang disertai tidak mau makan.

7. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya.

8. Tidak dapat tidur.

9. Tidur berlebihan. (berbagai sumber)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda