.

14 Juni 2008

Hadapi Gosip Tanpa Emosi


SETIAP orang pastinya nggak mau kan digosipkan atau difitnah dengan kabar-kabar yang jelek dan sama sekali nggak sesuai ama diri kita yang sebenarnya? Apalagi, kalo si penyebar gosip dan fitnah itu adalah temen akrab kita yang notabene menjadi tempat curhat dan sharing tentang berbagai hal.

Tapi, ternyata nggak sedikit juga lho yang jadi korban gosip miring dengan pelaku penyebar gosip justru temen akrab sendiri. Pastinya sakit bangetlah....

Misalnya aja Nona (bukan nama sebenarnya). Cewek berumur 18 tahun ini ngaku punya tiga orang sahabat. Hanya saja, walau bertemen akrab, tapi salah satu dari tiga sahabatnya itu ada yang suka ngomongin jelek alias bergosip di belakang Nona. Mendengar gosip itu pastinya membuat Nona kesel.

Menurut Mbak Dinuriza Lauzi, Psikolog Kota Batam, memang ada beberapa alasan kenapa seseorang sampai tega menjelek-jelekkan temen sendiri atau oranglain di belakang orang
bersangkutan.

Di antaranya, karena kurang komunikasi yang efektif antara orang yang digosipkan ama yang menggosipkan, munculnya rasa cemburu, sirik ataupun kurang rasa percaya diri seseorang.

Dan kalo dibiarkan, perasaan negatif itu akan memunculkan keinginan 'menjatuhkan' oranglain dengan cara menjelek-jelekkannya di depan oranglain.

Perbedaan status sosial, tingkat prestasi, kondisi fisik atau faktor lain yang terjadi secara signifikan biasanya berpotensi memunculkan perilaku negatif dan ingin menjatuhkan oranglain. Salah satu caranya ya lewat menyebar gosip yang berisi kejelekan orang yang dicemburui itu.

"Kurangnya komunikasi yang efektif akan membuat seseorang cenderung kurang memahami oranglain secara utuh atau nggak tau sifat yang sebenarnya. Hal itulah yang kadang memicu seseorang melakukan hal negatif seperti membicarakan kejelekan orang tersebut dan sebagainya,"kata Mbak Nissa.

Karenanya, penting bagi kalian untuk memahami oranglain termasuk temen secara deket. Terutama orang yang membuat kita cemburu atau iri. Sebab, yang selama ini terjadi, orang justru cenderung menjauhi orang saat merasa iri. Dengan begitu, kalian nggak bakal ikutan menjelekkan oranglain.

"Yang paling penting, selalu tanamkan pikiran positif dalam diri kita serta melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Dengan begitu kita pastinya nggak bakalan gampang terpancing emosi yang berujung pada perilaku negatif,"kata Mbak Nissa.

Sebab, kalo kita terpancing, maka masalah akan makin runyam. Sebaliknya, nggak ada salahnya Youngsters justru menanamkan kebaikan pada temen yang nyebarin gosip atau fitnah tentang kita. Misalnya aja ngajak dia pulang bareng atau mentraktir makan, dan sebagainya.

Walau bakal sulit dilakukan, tapi efek yang bisa didapat akan jauh lebih baik dibandingkan kalo kita menanggapi masalah dengan luapan emosi.

"Lewat kebaikan yang kita tanamkan, justru akan membuat oranglain menyadari bahwa kita nggak seburuk apa yang didengungkan ama temen kita. Jadi nggak perlu dengan emosi kan?"kata Mbak Nissa. (*)


Perbanyak Temen dan Aktivitas Baru

MENJADI korban gosip dan berita yang nggak jelas arahnya, pasti bete banget kan? Apalagi, kalo gosip itu disebarin temen sendiri yang semestinya menjadi penjaga rahasia atau jadi orang yang selalu membela teman di hadapan oranglain.

Tak cuma bakal bikin gerah waktu ketemu penyebar gosip, tapi Youngsters pastinya juga akan ngerasa nggak enak hati waktu ketemu oranglain. Misalnya aja karena takut temen lain percaya berita nggak enak yang menimpa kalian.

Lalu, gimana dong cara mengatasi biar kita nggak bete dan kepikiran ama gosip yang lagi menimpa kita? Secara, gosip miring yang sama sekali nggak seperti dipikirkan orang pastinya sangat mengganggu pikiran kan?

"Biar kita nggak terlalu mikirin masalah yang lagi menimpa kita, nggak ada salahnya kita memperbanyak aktivitas baru yang sifatnya positif. Misalnya les piano, basket, renang, dan sebagainya,"jelas Mbak Dinuriza Lauzi atau yang akrab disapa Mbak Nissa.

Banyaknya aktivitas itu pastinya bakal bikin kita nggak ada waktu memikirkan gosip bahkan bisa menghilangkan pikiran negatif terkait berkembangnya gosip yang isinya menjelek-jelekkan kita. Selain itu, aktivitas baru yang kalian jalani, pastinya akan memberikan manfaat lebih di masa mendatang. Misalnya aja, bertambahnya wawasan maupun ketrampilan di banyak bidang.

"Memperbanyak teman juga bisa jadi pilihan menghilangkan kekesalan akibat berkembangnya gosip miring. Dan seiring bertambahnya teman yang kita miliki, membuat kita nggak hanya akan terfokus pada satu teman saja,"ungkapnya.

Kalo kita cuma punya satu temen dan ternyata temen itu justru menjelek-jelekkan kita di belakang alias bergosip, otomatis kalian akan sulit 'membela diri'. Sebab, nggak ada orang lain yang mengenal kita secara dekat sedekat temen kita itu.

Lain ceritanya kalo kita punya banyak temen. Sewaktu kalian jadi korban gosip, temen lain yang berada di sekitar Youngsters pastinya akan bisa menilai sendiri karakter serta kepribadian asli Youngsters. Dengan begitu Youngsters nggak perlu repot-repot menjelaskan ke semua orang kalo gosip miring yang beredar itu sama sekali nggak benar kan? (*)

Jangan Justru Siram Minyak di Atas Api

SELAIN korban gosip dan fitnah, pihak lain yang bakalan ngerasa nggak enak hati adalah orang yang 'terjebak' di dalam konflik dua orang temen. Soalnya, nggak jarang orang bersangkutan bakal menjadi 'keranjang sampah' tempat menumpahkan kekesalan.

Akhirnya, orang bersangkutan akan merasa serba salah. Nggak tahu harus gimana atau membela siapa. Kalo bela si A, akibatnya si B marah. Begitu pula sebaliknya.

"Terjebak konflik dua orang temen emang nggak enak banget. Tapi yang paling penting, jangan justru menjadi pemanas hubungan yang sedang memanas. Ibaratnya, jangan menyiram minyak ke atas api,"ungkap Mbak Nissa.

Memanaskan suasana itu bisa terjadi lewat komentar-komentar negatif yang mengamini kata-kata penyebar gosip dan fitnah atau bahkan membumbui dengan hal-hal lain. Nggak cuma bakal bikin masalah jadi runyam, hal itu nantinya malah bisa jadi bumerang bagi kita lho.

Sebut aja, kita yang justru dituduh yang menyebarkan gosip atau fitnah. Bisa aja kan? Sama temen lain bisa menfitnah, kenapa sama kita nggak bisa?

"Akan lebih baik, kalo kita menjadi pendengar yang baik dan mendengarkan curhat temen tanpa memberikan komentar. Tapi, sesekali liat juga masalah tersebut dari sudut pandang yang lebih obyektif. Misalnya dengan meyakinkan diri apakah memang komentar temen itu bener atau nggak,"jelas Mbak Nissa. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda