.

01 Agustus 2010

Biar Anak Kuper Jadi Lebih Gaul

ILUSTRASI. foto by : freepik.com
EKSIS, gaul dan populer di sekolah atau di mana pun berada, pasti diimpikan para remaja.

Soalnya, makin banyak teman yang kita kenal atau yang kenal kita, pasti akan banyak keuntungan yang bakal didapatkan.

Saat butuh bantuan ada yang siap membantu, saat pengen jalan ada yang diajak, dan banyak lagi keuntungan yang bisa didapat.


  


Pergaulan yang luas, otomatis juga bakal menambah wawasan, pengetahuan dan info yang paling up to date.

Aneka ilmu pun bisa kita dapatkan dengan mudah kalau teman yang kita miliki berasal dari latar belakang beragam.


Saat pengen tau tentang komputer ada yang ngajarin, saat pengen belajar basket ada yang ajarin, dan sebagainya.

Sayangnya, nggak semua orang memiliki kemampuan bergaul yang sama. Bahkan, ada benar-benar nggak bisa gaul dan memilih menarik diri. Entah karena nggak pede alias minder atau memang nggak tau cara paling pas mencari teman baru.

Menurut Bibiana Dyah Sucahyani, Psikolog Batam, setiap orang memiliki karakter masing-masing. Misalnya ada anak yang pendiam dan nyaman dengan karakter tersebut. Ada juga anak yang pendiam karena tidak tahu bagaimana bersosialisasi dengan teman-temannya.


"Karakter yang satu ini sering dicap anak kuper. Banyak alasan kenapa mereka sering menyendiri mungkin karena minder melihat kekurangan dirinya. Namun anak kuper juga dapat berubah menjadi anak gaul, asalkan memiliki keinginan yang kuat untuk berubah," ujarnya.

Wanita yang akrab dipanggil Mbak Dhea ini mengatakan, memiliki kekurangan diri tidak akan menghambat kita bergaul dengan teman-teman. Yang penting adalah bagaimana kita memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

"Kepercayaan diri dapat dipupuk secara bertahap. Untuk bergaul tidak harus memiliki prestasi. Sebab, murah senyum dan suka menolong teman adalah hal kecil yang dapat kita lakukan untuk bergaul. Temukan kelebihan dalam diri kamu dan sebarkan ke teman-teman, pasti deh secara perlahan-kamu akan terbiasa bergaul," ujarnya.

Selain itu, minimalkan kelemahan-kelemahan yang selama ini menghambat kamu bergaul. Misalnya malas bicara, malas membantu, pamrih, jutek, dan sebagainya. Lakukan ini penuh kesadaran, demi perbaikan diri. (*)





Jangan Malas Ikut Organisasi

MENURUT kamus, istilah gaul memiliki arti supel, pandai berteman, nyambung diajak ngomong, periang, cerdas, dan serba tau info-info yang aktual, tajam dan terpercaya alias luwes wawasan. Nah, nggak terlalu sulitkan untuk bergaul?

Namun menurut Mbak Dhea, ada dua faktor yang harus dilakukan bagi anak-anak kuper yang ingin bergaul yaitu faktor dari dalam maupun dari luar. Yuk kita simak pembahasan Mbak Dhea:

Keinginan punya teman

Kamu harus memiliki dorongan kuat untuk memiliki banyak teman. Juga harus mempunyai konsep memiliki banyak teman akan memperkaya kemampuan diri kita sendiri. Jika diterapkan secara perlahan, pasti kamu akan mampu bergaul.

Tambah teman

Setelah memiliki dorongan yang kuat untuk berteman, secara perlahan kamu pasti dapat menambah teman. Menambah teman wajib dilakukan karena mereka elemen penting untuk kita bersosialisasi. Nah, untuk membuka komunikasi, kamu dapat berbicara mengenai topik yang sedang hangat dan kamu kuasai untuk mencairkan suasana.


Ikuti organisasi

Cara gampangnya untuk bergaul adalah mengikuti organisasi sekolah ataupun mengikuti organisasi karang taruna yang ada di lingkungan kamu. Di sini kamu dapat bakalan mendapat kesempatan untuk berkenalan dengan banyak orang, bahkan kamu dapat memamerkan kemampuan yang selama ini terpendam.

Faktor lingkungan

Pastikan lingkungan sekolah atau lingkungan rumah memberikan kesempatan kamu untuk berkembang. Jangan ragu ikut aktivitas di lingkingan sekitar dan jangan menolak saat diberikan kepercayaan dan tanggungjawab untuk membesarkan organisasi yang diikuti. (*)



  

2 komentar:

  1. susah susah dan susah, gua udah sering baca artikel ini onoh tapi kagak ada hasil gua udah pernah coba tapi respon kurang keknya lingkungan ama kehidupan masa lalu gua yg bikin gua jdi kek gini

    BalasHapus
  2. Kata para psikolog, untuk bisa diterima lingkungan cukup jadi diri sendiri 😊

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda