.

05 September 2007

Hindari Pemberian Makanan Padat Terlalu Dini Pada Anak

Memberikan makanan padat terlalu cepat bisa berakibat kurang baik untuk bayi


Dampak Terlalu Cepat Beri Makanan Padat -
Bayi yang menangis terus menerus pasti akan membuat orangtua akan kebingungan, panik, dan cemas.


Hal itu wajar karena menangis merupakan satu-satunya cara bagi bayi untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya.

Jika tangisan bayi tidak bisa didiamkan dengan air susu atau gendongan serta belaian lembut orang terdekatnya, bisa jadi bayi sedang merasakan rasa sakit pada bagian tubuhnya.




Dan untuk menghentikan tangisan tersebut, orangtua harus mencari tahu dulu penyebab tangisan tersebut. Karena bisa jadi bayi terserang abdomen akut.


"Bagi orang awam, memang susah membedakan apakah tangisan bayi merupakan tangisan biasa atau karena abdomen akut. Tetapi, biasanya jika anak terkena serangan abdomen akut tangisan bayi terjadi secara tiba-tiba dan terus menerus," terang dr Dewi Metta SpA, dokter spesialis anak Rumah Sakit Awal Bros Batam.

Selain sakit berupa nyeri yang menetap dan tangisan secara terus menerus, tanda-tanda lain bayi sedang terserang penyakit pencernaan ini adalah kondisi perut yang kaku dan keras. Bayi juga akan terlihat gelisah bahkan bisa juga demam bila pemicu penyakit tersebut akibat adanya infeksi.

Menurut Metta, panggilan akrab dr Dewi Metta, banyak hal yang bisa memicu munculnya serangan abdomen akut. Bisa terjadi karena pencernaan mengalami infeksi, terjadi sumbatan, diare, serta penyebab lainnya.

"Pemberian makanan padat terlalu dini atau kurang dari usia enam bulan biasanya memicu terjadinya abdomen akut. Sebab, makanan padat yang diberikan tersebut masih belum bisa dicerna usus secara sempurna. Hal inilah yang membuat terjadinya gangguan sistem cerna dan memungkinkan munculnya serangan abdomen akut," jelasnya.

Pemberian makanan padat lebih dini juga akan membuat gerakan usus yang berlebihan sehingga menimbulkan invaginasi atau masuknya usus bagian atas ke dalam usus bagian bawah. Bila tidak kembali ke posisi semula, di lokasi itu akan terjadi sumbatan. Sumbatan inilah yang berpeluang menimbulkan abdomen akut.

"Tak hanya pengaruh makanan padat, diare serta infeksi kuman juga dapat menjadi pemicu munculnya serangan abdomen akut. Dan biasanya, diare serta infeksi lebih banyak terjadi pada bayi berusia di atas enam bulan," terang wanita berjilbab ini. (*)

Jika Bahayakan Kesehatan Harus Bedah Perut

BERBEDA dengan derita kolik atau kejang usus yang bisa diatasi dengan cara menenangkan bayi, derita abdomen akut membutuhkan penanganan yang lebih serius. Jika memang derita yang dialami cukup parah, dokter bisa melakukan tindakan bedah perut sebagai upaya mengatasi penyakit tersebut.

"Sebelum menentukan tindakan yang akan dilakukan pada bayi yang mengalami derita abdomen akut, bayi terlebih dulu harus melewati rangkaian pemeriksaan medis. Bisa melalui rontgent, USG, tes darah, atau pemeriksaan biasa. Setelah diketahui tingkat keseriusan penyakit baru akan ditentukan tindakan yang akan dilakukan," kata dr Dewi Metta SpA, dokter spesialis anak RS Awal Bros Batam.


foto : freepik.com

Bila ditemukan tanda-tanda sumbatan pada usus misalnya, harus dilakukan tindakan bedah untuk menyelamatkan nyawa bayi. Sumbatan membuat banyak pembuluh darah di usus terjepit sehingga menimbulkan nekrosis atau kerusakan usus.

Jika usus yang rusak itu tidak dibuang, kemungkinan besar akan muncul infeksi yang menjalar ke seluruh tubuh dan menyebabkan kematian. Adakalanya sumbatan usus lepas dengan sendirinya ke posisi semula setelah dilakukan perangsangan tertentu oleh dokter ahli bedah.

"Jika penyebab munculnya abdomen akut tidak terlalu berat, biasanya dokter hanya akan memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit. Sebab, tindakan pembedahan hanya khusus penanganan penyakit yang parah," ungkapnya. (*)


Hilang Setelah BAB atau Buang Angin

DERITAnyeri perut yang bisa juga dialami bayi selain abdomen akut adalah kolik atau kejang usus. Namun nyeri yang satu ini tidak terlalu berbahaya layaknya abdomen akut. Dengan catatan, kolik tersebut bukan merupakan rangkaian derita nyeri perut akibat adanya infeksi pada saluran pencernaan sehingga berujung pada terjadinya abdomen akut.

"Berbeda dengan abdomen akut, nyeri pada kolik hilang timbul. Hal itulah yang membuat bayi yang semula tertawa riang tiba-tiba akan menangis keras akibat kejang usus. Tangisan tersebut muncul karena dinding usus terasa nyeri diikuti mengerasnya perut bayi," terang dr Dewi Metta SpA, spesialis anak RS Awal Bros Batam.

Mengenai pertolongan pertama yang bisa dilakukan orangtua adalah dengan menenangkan bayi serta memberikan minyak kayu putih atau minyak telon di bagian perut bagi. Saat menenangkan bayi, ibu bisa menggendongnya dengan posisi tegak. Hal ini dimaksudkan agar anak bersendawa untuk menghilangkan angin dalam perut bayi.

"Kolik biasanya akan hilang setelah bayi buang air besar (BAB) atau buang angin. Sebab, derita ini bisa terjadi karena adanya udara yang masuk dalam perut, kekenyangan atau rasa lapar pada bayi," terangnya.

Menurut Metta, serangan yang umumnya terjadi pada anak berusia di bawah tiga bulan ini dapat dicegah dengan beberapa cara. Misalnya segera memberikan bayi minuman sebelum merasa sangat lapar tetapi jangan sampai kekenyangan. Saat memberikan minum baik ASI maupun susu formula, pastikan tidak ada udara yang ikut masuk. Yakni ujung dot harus terisi susu sehingga tak ada celah bagi udara. Sedangkan bila minum ASI, pastikan aerola masuk semua ke dalam mulut bayi.

Selain itu, jangan memberikan makanan tambahan sebelum waktunya yakni sebelum usia enam bulan. Sebab, tindakan ini hanya akan membuat saluran pencernaan bayi terganggu dan dapat mengakibatkan terjadinya kolik atau bahkan abdomen akut. (*)


Tips Menenangkan Bayi

* Peluklah si kecil hingga ia merasa nyaman dan aman. Kemudian
usap-usaplah dengan sedikit tekanan pada perutnya. Boleh gunakan minyak
telon sebagai penghangat.

* Bila Anda mudah lelah, gendong si kecil dengan menggunakan alat gendong
bayi. Upayakan bayi sedekat mungkin berada dalam dekapan Anda sehingga
terjadi kontak kulit ke kulit antara Anda dan bayi.

* Pastikan keperluannya terpenuhi. Kalau ia lapar, segera susui. Atau,
jika popoknya basah, segera ganti.

* Menenangkan bayi dengan memangkunya sambil duduk di kursi goyang juga
dapat dilakukan. Bayi senang diayun-ayun, apalagi sambil dipeluk. Bila
perlu, pergilah bermobil dengan bayi agar ia tenang kembali.

* Bila kolik terjadi menjelang sore, Anda bisa langsung memandikannya
dengan air hangat sambil mengusap-usap perutnya agar si bayi merasa
relaks.

* Jangan sekali-kali meninggalkan bayi saat ia menangis. Penelitian
tentang kolik menunjukkan, tangis bayi akan berkurang bila ia merasakan
kehadiran ibunya pada saat menangis. (net)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda