.

05 September 2007

WASPADALAH! Tetanus saat Hamil Ganggu Suplai Oksigen

foto : freepik.com
Bahaya Tetanus saat Hamil - Menunggu kehadiran buah hati yang masih berada dalam kandungan sudah pasti mendebarkan.

Apalagi bila anak tersebut adalah anak pertama atau anak yang sudah lama dinantikan kehadirannya.

Karenanya tak mengherankan bila setiap wanita yang menanti kelahiran buah hatinya selalu berusaha menjaga kehamilan sebaik mungkin.





Meski kelahiran anak bisa diprediksi sebelumnya, tetapi yang selama ini terjadi tidak semua kelahiran bisa tepat waktu sebagaimana prediksi yang telah dilakukan.

Sehingga, tidak jarang ada wanita yang melahirkan di rumah karena tidak sempat lagi pergi ke rumah sakit.

Melahirkan anak di rumah tentu saja berbeda dengan di rumah sakit. Selain hanya menggunakan peralatan seadanya terkadang kelahiran anak juga terjadi dengan bantuan dukun bayi terdekat.


Meski melahirkan di rumah bukan sesuatu yang salah, tetapi langkah antisipasi terhadap sesuatu yang tidak diinginkan juga perlu dilakukan.

Misalnya menghindari terkena tetanus akibat peralatan yang tidak steril. Sebab, bila seorang wanita terkena tetanus saat melahirkan, bukan hanya nyawa bayi yang menjadi taruhan tetapi juga nyawa ibu.

"Jika seorang ibu terkena tetanus, dia akan mengalami kejang dan sesak nafas akibat kekurangan suplai oksigen. Dan kondisi ini juga akan menimpa bayi. Sehingga keduanya beresiko pada kematian," jelas dr Tjahja Sanggara, SpOG, dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan RS Awal Bros Batam.

Baca Juga :
Waspadalah Jika Anak Mendengkur. Ini Bahayanya!
Trik Mudah Biasakan Anak Tidur Sendiri
Penyebab Anak Takut Orang Asing


Penyakit tetanus itu sendiri merupakan infeksi berbahaya yang mempengaruhi sistem urat saraf dan otot.

Dan kuman ini masuk ke tubuh melalui luka seperti luka tusuk, sayat yang dalam, luka garuk, dan sebagainya.

Adapun penyebab penyakit tetanus adalah bakteri Clostridium tetani yang memproduksi racun (toksin), yakni tetanospamin.

Toksin ini lalu menempel pada saraf di area luka, kemudian dibawa oleh darah ke sistem saraf otak dan saraf tulang belakang. Akibatnya, terjadi gangguan pada aktivitas urat saraf.

"Berbeda dengan mikroorganisme lain, bakteri ini tahan terhadap keadaan yang tidak ada oksigen dalam jangka waktu yang lama," jelas dr Tjahja.

Mengenai gejala klinis yang terjadi pada penyakit ini biasanya diawali panas badan yang tinggi, kejang serta mulut sulit mengatup. Meski masa inkubasi penyakit ini cukup bervariasi, tetapi umumnya akan berlangsung antara tiga hingga 21 hari. (*)

Bentengi dengan Imunisasi TT

MEMPERKECIL resiko terkena infeksi tetanus ketika melahirkan bisa jadi menjadi tindakan paling bijak untuk dilakukan.

Sebab, bagaimanapun juga resiko terkenanya penyakit ini bisa sangat fatal yakni berujung kematian.

"Untuk mencegah terkena penyakit tetanus, wanita hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi tetanus toxoid atau TT dua kali selama kehamilan. Tindakan ini dilakukan sebagai booster atau penguatan imunisasi yang pernah dilakukan sebelumnya," terang dr Tjahja Sanggara SpOG, dokter spesialis kebidanan dan kebidanan RS Awal Bros Batam.

Foto : freepik.com

Booster yang dimaksudkan karena biasanya seseorang sudah mendapatkan imunisasi ini sebanyak lima kali sejak balita hingga menikah.

Sehingga, pemberian imunisasi yang dilakukan selama kehamilan tersebut hanya ditujukan untuk menguatkan kekebalan tubuh terhadap kemungkinan terkena tetanus.

"Jika seseorang mendapatkan imuniasi TT secara lengkap sebanyak lima kali seharusnya tubuhnya sudah memiliki kekebalan terhadap infeksi ini. Sehingga, pemberian imunisasi tambahan hanya sebagai langkah antisipasi saja," jelasnya.

Meskipun ibu sedang hamil, tetapi pemberian imunisasi TT selama kehamilan relatif aman dan tidak berdampak buruk pada janin.

Bahkan, vaksinasi aktif atau pemberian vaksinasi lagi justru akan merangsang pembentukan antibodi yang akan melewati plasenta sampai ke bayi.

Jadi, meski ada luka, bayi tetap bisa terhindar dari infeksi tetanus.

Mengenai kapan waktu yang tepat untuk dilakukan imunisasi TT, sebenarnya waktunya bisa sejak awal kehamilan.

Hanya saja, biasanya dokter melakukan imunisasi setelah usia kandungan di atas lima bulan. Yakni satu kali setelah usia kandungan lima bulan dan sekali lagi sebulan setelahnya.

"Jika imunisasi dilakukan di awal kehamilan, bila terjadi keguguran dikhawatirkan orang berpikir terjadi akibat imunisasi. Padahal sebenarnya ada penyebab lainnya. Sehingga, agar aman biasanya imunisasi dilakukan setelah kandungan berusia lima bulan. Sebab, pada usia ini, kandungan sudah kuat dan tidak rentan keguguran," kata dr Tjahja. (*)


Perhatikan Kebersihan Tali Pusat Bayi

INFEKSI tetanus yang menyerang pada anak atau tetanus neonatorum merupakan infeksi tetanus yang banyak dialami bayi yang baru lahir atau berusia di bawah satu bulan.

Dan penyebabnya adalah kurang sterilnya peralatan persalinan serta kurangnya kesadaran orangtua merawat tali pusat bayi di awal-awal kelahirannya.

Foto : freepik.com
Kurang sterilnya peralatan persalinan tersebut bisa terjadi bila ibu melahirkan dengan bantuan dukun beranak yang terkadang mengabaikan faktor kebersihan atau keamanan alat yang digunakan. Misalnya alat untuk memotong tali pusat bayi.

Jika alat yang digunakan tidak steril, kemungkinan bayi terkena infeksi tetanus lebih besar dibandingkan jika alat yang digunakan selama proses persalinan steril.

Begitu juga dengan perawatan tali pusat anak beberapa hari setelah kelahirannya.

Karenanya, biasanya tenaga medis dari rumah sakit atau puskesmas akan selalu membekali orangtua dengan alkohol serta kain kassa.

Tujuannya adalah untuk menjaga agar tali pusat tetap sehat setelah dibersihkan dengan alkohol serta mengganti kain kassa secara rutin.

Dengan begitu, bayi akan terhindar dari bahaya tetanus yang bisa saja mengancamnya.

Mengenai tanda-tanda ketika bayi terkena tetanus neonatorum antara lain, bayi sering mengalami kejang, terutama dibagian mulut dan leher yang menjadi kaku.

Bayi tidak menyusu, kadang disertai demam, hingga gejala berupa basah, kotor atau terkadang timbul nanah di bagian tali pusat bayi. (*)

1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum ..
    salam kenal..
    saya mahasiswi kedokteran di Universitas Andalas..terima kasih ya 'mama neisha', artikelnya cukup b'manfaat..^_^

    BalasHapus

Terimakasih sudah mampir, silahkan tinggalkan komentar Anda